Sejarah Berdirinya Kabupaten Cianjur (1677)

Pendopo Bupati Cianjur 
 CJo - Setiap daerah, kabupaten, wilayah, dan atau kota, pasti memiliki sejarahnya masing-masing dengan keunikannya masing-masing. Di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Barat, kabupaten Cianjur. Sangat menarik perhatian orang-orang di luar Jawa, bahkan dari Belanda pun banyak yang berdatangan ke Cianjur. Tentu saja ini ada kaitannya dengan sejarah negara Indonesia, yang pada waktu itu sempat menjadi jajahan Belanda. Imbasnya, orang-orang asing dari negeri kincir angi itu, menyebar di pelosok negeri Indonesia. Salah satunya di Cianjur. 

Namun ada hal yang penting sekali, untuk dijelaskan dalam pembahasan kali ini, mengenai sejarah Cianjur, Mengingat Cianjur kini telah berusia 342 tahun. cukup lama sekali. Dalam tiga Abad ini banyak sejarah yang terjadi, setelah Raden Aria Wiratanu 1 atau Jayalalan/Jayasasana menjadi bupati pertama di Cianjur. Tiga abad silam juga merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena berdasarkan sumber – sumber tertulis , sejak tahun 1614 daerah Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan Mataram. Tersebutlah sekitar tanggal 12 Juli 1677, Raden Wiratanu putra R.A. Wangsa Goparana Dalem Sagara Herang mengemban tugas untuk mempertahankan daerah Cimapag dari kekuasaan kolonial Belanda yang mulai menanamkan kekuasaan di tanah nusantara. Upaya Wiratanu untuk mempertahankan daerah ini juga erat kaitannya dengan desakan Belanda / VOC saat itu yang ingin mencoba menjalin kerjasama dengan Sultan Mataram Amangkurat I.
Halaman Pendopo Bupati Cianjur
Istana Presiden, Cipanas - Cianjur, Jawa Barat
Namun sikap patriotik Amangkurat I yang tidak mau bekerjasama dengan Belanda / VOC mengakibatkan ia harus rela meninggalkan keraton tanggal 12 Juli 1677. Kejadian ini memberi arti bahwa setelah itu Mataram terlepas dari wilayah kekuasaannya.

Pada pertengahan abad ke 17 ada perpindahan rakyat dari Sagara Herang yang mencari tempat baru ke pinggiran sungai untuk bertani dan bermukim. Babakan atau kampoung mereka dinamakan menurut nama sungai dimana pemukiman itu berada. Seiring dengan itu Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Islam, sedangkan para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk Hindu.
R. A. Wira Tanu (Bupati Pertama Cianjur)

Sebagaimana daerah beriklim tropis, maka di wilayah Cianjur utara tumbuh subur tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan baik tanaman padi, kelapa dan buah-buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur Selatan tumbuh tanaman palawija, perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa serta tanaman buah-buahan. Potensi lain di wilayah Cianjur Selatan antara lain obyek wisata pantai yang masih alami dan menantang investasi.

Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).

Sumber : Para Budayawan Cianjur dan wikipedia



____________________________________________________
HUT CIANJUR KE-342 
Semoga Cianjur semakin maju, terutama dalam kerukunan masyarakatnya, dan maju pesat pengembangan Objek Wisatanya. Amin

Logo HUT Cianjur ke 342 Tahun 2019

Click to comment