Utuy Tatang Sontani masih Muda. foto : Wikipedia Indonesia |
Dari pada kita membahas persoalan kasus-kasus korupsi di Indonesia yang tak kunjung usai, dan sering sekali kena batunya lalu tertangkap dengan cara mengenaskan dan tidak terhormat. Seperti yang dialami oleh petinggi Parpol PPP, yang notabene partai tersebut adalah partai yang berazaskan islam. Jauh sekali dari ajarannya sendiri. Tetapi apalah daya, kini Indonesia sudah memiliki pembaharuan dalam mengusut kasus-kasus korupsi yang ditangani langsung oleh Komisi Pemberantasan Koruspi (KPK).
Ketua Umum Partai dari peserta pemilu itu, saya prediksikan akan berpengaruh terhadap raihan suara Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden RI yang akan diselenggarakan kurang lebih sebulan lagi. Parpol yang lain tengah berencana dn bergriliya melakukan kampanye, namun ini malah sibuk melakukan tindakan pidana Korupsi. Operasi Tangan yang dilakukan KPK berlokasi di Kanwil Kementrian Agama Surabaya Provinsi Jawa Timur.
Loh, ko malah bicara politik ya. Maaf. Agak geram memang mendengar kabar kasus korupsi lagi, yang dilakukan oleh para pejabat dan politkus di Indonesia ini.
Kita kembali akan membahas soal sosok lelaki tangguh dan cerdas asal Cianjur Utuy Tatang Sontani. Dari berbagai sumber diberitakan bahwa makan Utuy dimakamkan di Moskow, dan itu benar adanya. Utuy meninggalkan Cianjur dan berangkat ke Moskow dengan niat untuk berobat, dan sebelumnya Pada 1 Oktober 1965 Utuy bersama sejumlah pengarang dan wartawan Indonesia sempat menghadiri perayaan 1 Oktober di Beijing atas undangan pemerintah Tiongkok. Pecahnya G30S pada 1965 di Indonesia membuat mereka terlunta-lunta di tanah asing.
Kembali ke Indonesia berarti ditangkap dan dituduh terlibat G30S, seperti yang dialami oleh begitu banyak kawan mereka. Situasi mereka semakin sulit ketika di RRT sendiri pecah Revolusi Kebudayaan pada 1966. Sebagian orang Indonesia yang terdampar di Tiongkok akhirnya memutuskan untuk meninggalkan negara itu dan pergi ke Eropa Barat dengan menumpang kereta api Trans Siberia. Sebagian dari penumpang ini berhenti di Moskwa, termasuk Utuy dan sejumlah kawannya, Kuslan Budiman, Rusdi Hermain, dan Soerjana, wartawan Harian Rakjat.
Makam Utuy Tatang Sontani, foto : BBC |
Utuy terjebak di tanah asing, tak bisa kembali. Kesehatannya memburuk pada Oktober 1973, saat itu dia memperoleh izin dari Cina untuk berobat ke Belanda. Kereta Trans-Siberia yang ia tumpangi dari Beijing lewat di Moskow, kemudian ia memutuskan untuk turun di Moskow.
Situasi yang tak terduga, Utuy mendapat kabar bahwa kondisi politik di Indonesia sedang mengalami kericuhan, dan perebutan kekuasaan yang hebat.
Dari kabar itu, Utuy memutuskan untuk mengurungkan niatnya pulang ke Cianjur, dan menetap di Moskow untuk beberapa waktu. Sambil menunggu kondisi membaik di negara Indonesia, Utuy menjadi dosen dan mengajar bahasa Indonesia di salah satu perguruan tinggi negeri di Moskow atau Institut Asia dan Afrika di Universitas Negeri Moskow. Namun takdir berbicara lain, Utuy akhirnya wafat karena sakit dan dimakamkan di Moskow. Utuy salah satu yang pertama dimakamkan di bagian pekuburan Muslim Mitino. Secara administrasi, dia juga berada dalam daftar orang terkenal yang dimakamkan di sana.
Utuy Tatang Sontani yang pernah melahirkan karya-karya fenomenal, kini tinggal sejarah yang terekam dengan karya-karyanya. berikut Karya-karya sastranya yang sering mendapat pujian dan penghargaan.
Pusara Utuy Tatang Sontani di Moksow, foto : BBC |
Sebagian dari banyaknya buku-buku karya Utuy Tatang Sontani |
- Tambera (1948)
- Orang-orang Sial: sekumpulan tjerita tahun 1948-1950 (1951)
- Selamat Djalan Anak Kufur (1956)
- Si Kampeng (1964)
- Si Sapar: sebuah novelette tentang kehidupan penarik betjak di Djakarta (1964)
- Kolot Kolotok
- Di bawah langit tak berbintang (2001)
- Menuju Kamar Durhaka - kumpulan cerpen (2002)
- Suling (1948)
- Bunga Rumah Makan: pertundjukan watak dalam satu babak (1948)
- Awal dan Mira: drama satu babak (1952)
- Sajang Ada Orang Lain (1954)
- Di Langit Ada Bintang (1955)
- Sang Kuriang: opera dua babak (1955)
- Si Kabajan: komedi dua babak (1959)
- Tak Pernah Mendjadi Tua (1963)
- Manusia Kota: empat buah drama (1961)
- Selain ke dalam bahasa Rusia dan Estonia, karya-karya Utuy juga diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain, mis. bahasa Inggris, Mandarin, Tagalog, dll.
- Di masa Orde Baru, sama seperti para penulis yang mendapatkan stigma komunis, karya-karya Utuy dilarang beredar oleh pemerintah.
Sumber : Wikipedia dan BBC